Custom Search

Selasa, 17 Februari 2009

Buku: "Aktualisasi Spiritualitas Fransiskan"



MEMAKNAI KEMBALI NILAI-NILAI SPIRITUALITAS FRANSISKAN


Santo Fransiskus Asisi, seorang sosok yang dikenal sebagai tokoh pembaru dalam gereja. Dia memulai cara hidupnya dengan meninggalkan kehidupan yang mapan dan menjadi seorang yang paling miskin. Dia membangun ordo dalam sebuah spirutalitas yang bagi kebanyakan orang sangat bertentangan dengan kemapanan kehidupan Gereja pada zaman itu. Spiritualitas Fransiskus kini menjadi dasar dan model berbagai macam tarekat di belahan dunia.
Santo Fransiskus tidak seperti Obama atau tokoh-tokoh lain yang mengedepankan perubahan yang besar dalam masyarakat. Dia menghayati nilai-nilai injili dan memulai sebuah spiritualitas yang diikuti oleh banyak orang. Nilai-nilai yang terkandung dalam spiritualitasnya membawa pengaruh pada pribadi-pribadi, sehingga mereka pun menghayati spiriritulitas itu dalam hidupnya sendiri maupun dalam kelompok.
Dari sini muncul pertanyaan, mengapa spiritualitas fransiskan begitu menarik banyak orang dan masih relevankan spritualitas Fransikan itu? Togar Nainggolan, dan kawan-kawan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan memberikan gambaran yang sangat luas bagaimana spiritualitas fransiskan itu diaktualisasikan pada zaman sekarang.
Michael Manurung menyoroti mengenai seni hidup berkomunitas. Terinspirasi oleh hidup Yesus dan Murid-murid-Nya, Fransiskus memulai hidup persaudaraan dengan sahabat-sahabatnya yang pertama. Aktualisasi makna hidup komunitas ini mengalami transformasi dari waktu ke waktu sesuai dengan konteks yang dilalui. Lalu, bagaiamana dengan kehadiran generasi baru yang sering disebut Generesi Indie dalam komunitas? Itu membutuhkan suatu seni.
Doa merupakan salah satu inti dari spiritualitas fransiskan. Manusia pada hakekatnya adalah homo orans sehingga tanpa doa manusia tidak sampai pada kebenaran bahkan tidak mampu menemukan dirinya sendiri. St Fransiskus mencapai puncak dalam pengalaman doa sebab dia bukan lagi hanya seorang manusia pendoa tetapi sudah menjadi doa itu sendiri. Dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin tidak seperti Fransiskus, tetapi bagaimana kita berusaha untuk semakin mencintai doa. Mananggar Marpaung membahas secara rinci keutamaan doa yang harus dipegang oleh siapa saja yang memegang spiritualitas Fransiskan.
Togar Nainggolan menganalisa dua doa-Nyanyian Saudara Matahari dan Tonggo Harbue- sebagai contoh untuk menunjukkan sikap hidup seorang Fransiskus dan orang Batak terhadap ekologi. Kenyataan bahwa alam sudah rusak akibat ulah manusia membuat kita merefleksikan kembali penghayatan kefransiskanan kita terhadap ekologi.
Marianus Sinaullang menyoroti sakramen tobat yang seringkali tidak diperhatikan. Bagaimana kita mengangkat kembali semangat para saudara pertama yang menyebutkan diri sebagai pentobat-pentobat dari Asisi? Tidak dapat disangkal bahwa sakramen tobat merupakan bagian yang penting dalam kehidupan seorang fransiskan. Diawal ketika masuk kita mengenakan jubah pertobatan. Lalu, bagaimana kita mempromosikan semangat tobat ini kepada dunia sekarang ini?
Franciscus Cahyo Widiyanto mengulas secara mendalam bagaiamana merevitalsiasi semangat misioner fransiskan kita pada zaman sekarang? Semangat bermisi merupakan kewajiban ordo karena merupakan kharisma khas fransiskan. Bentuk dan metode misi untuk sekarang memang harus disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan zaman sekarang. Dulu misi terutama untuk menobatkan orang yang belum kristen dan sekarang bagaimana kita bermisi di tengah gereja-gereja yang sudah mulai mapan? Memang menjadi misionaris untuk zaman sekarang tidaklah mudah, karena bersedia diutus ke mana saja, kepada siapa saja, harus sanggup menjadi teladan bagi sesama, setia melaksanakan tugas dan harus berani memanggul salib bersama Yesus dalam kemartiran.
Ada beberapa pokok penting yang merupakan inti dari spiritualis fransiakn yang menjadi kebutuhan dan harus dijalankan oleh seorang fransiskan. Pertama, spiritualitas persaudaraan, kedua, spiritualitas doa, ketiga spiritualitas misioner, keempat spiritualitas cinta akan keutuhan ciptaan dan kelima, spiritualitas tobat.(BASTIAN GAGUK, OFM)

Judul buku : Aktualisasi Spiritualitas Fransiskan
Penulis : Dr. Togar Nainggolan dan Serpulus T. Simaora Lic.S.S( Editor)
Penerbit : Bina Media Perintis( Medan)
Tahun :2007
Tebal : 259 halaman
TELAH DIPUBLIKASIKAN DI MAJALAH GITA SANG SURYA EDISI JANUARI-FEBRUARI 2009

1 komentar:

cinta tak pernah sendiri mengatakan...

makasih...saya senang membacanya....

salamku
ADE